Powered By Blogger

Sabtu, 12 Februari 2011

PENGARUH CAHAYA MATAHARI DALAM PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN CABAI

PENGARUH CAHAYA MATAHARI DALAM PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN CABAI










DISUSUN OLEH:
ANIDA ISLAMIYATI
RATNA KUSUMA WARDHANI

KELAS III IPA 1

MADRASAH ALIYAH NEGERI CIBINONG
JL. KAYUMANIS NO 30 CIRIMEKAR CIBINONG
KABUPATEN BOGOR
2010/2011
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wr, wb
            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T. atas terselesaikan karya ilmiah ini yang berjudul “PENGARUH CAHAYA MATAHARI DALAM PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN CABAI.”
            Karya ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran Biologi. Karya tulis ini menganalisis tentang pengaruh cahaya matahari dalam proses pertumbuhan cabai yang berlangsung selama 1 bulan. Metode yang saya tekankan adalah dengan melakukan eksperimen lalu diamati yang pengerjaanya dilakukan dalam waktu 1 bulan. 
            Dalam penyusunan dan penulisannya, kami tidak mengalami kendala yang berarti. Hal ini tidak lepas dari adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada:
1.      Yth. Ibu Dra. Umi Salamah selaku guru pembimbing
2.      Serta seluruh pihak yang turut berperan serta sehingga terselesaikannya karya ilmiah ini dengan baik.
Meskipun telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan, namun kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati kami menerima adanya kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun demi perbaikan dimasa mendatang. Akhir kata kami ucapkan selamat membaca. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Wassalamualaikum wr, wb.
Cibinong, Maret 2010

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL  ………………………………………………………………………. 
KATA PENGANTAR  …………………………………………………………………….. 
DAFTAR ISI  ........................................................................................................................
BAB  I    PENDAHULUAN  .................................................................................................
1.1     LATAR BELAKANG  ………………………………………………………………
1.2     TUJUAN PENELITIAN  ……………………………………………………………
1.3     MANFAAT PENELITIAN ………………………………………………………….
1.4     METODE PENELITIAN  …………………………………………………………..
1.5     SISTEMATIKA PENELITIAN  ........................................................................
BAB II   LANDASAN TEORI  .................................................................................
2.1     PENGERTIAN PERTUMBUHAN  ………………………………………………..
2.2     PERTUMBUHAN PADA TANAMAN  ……………………………………………
2.3     FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN  …………………………………………..
2.4     PERKEMBANGAN TANAMAN (DEVELOPMENT  …………………………....
2.5     PENGERTIAN CABAI  ……………………………………………………………..
BAB III  METODE PENELITIAN  ..........................................................................
3.1  PERSIAPAN  .....................................................................................................
            3.1.1  ALAT & BAHAN  ………………………………………………………….
3.2  PELAKSANAAN  ..............................................................................................
            3.2.1  CARA KERJA  ....................................................................................
            3.2.2  TEMPAT & WAKTU  .........................................................................
3.3  PENGAMATAN  ...............................................................................................
            3.3.1  TABEL  ................................................................................................
            3.3.2  GRAFIK  ..............................................................................................
            3.3.3  FOTO  ..................................................................................................
BAB IV  PENUTUP  ………………………………………………………………………
4.1  ANALISIS & KESIMPULAN  ............................................................................
4.2  PENUTUP  .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG

            Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan.
            Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yanng tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980). Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker.
            Dengan standar kompetensi belajar mengajar pelajaran Biologi Bab I Perkembangan dan Pertumbuhan yaitu melakukan Analisa dan Observasi terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman ini, sehingga mempermudah dan memperlancar proses pembelajaran kami dalam memahami materi tersebut. Menurut uraian tersebut penulis mengambil penelitian yang berjudul “PENGARUH CAHAYA MATAHARI DALAM PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN CABAI”.

1.2    TUJUAN PENELITIAN
*      Mengamati dan mengukur kecepatan tanaman cabai.
*      Mengamati pengaruh cahaya matahari terhadap perkembangan dan pertumbuhan    tanaman cabai.
*      Membandingkan kecepatan tumbuh kecambah di tempat yang berbeda intensitas cahayanya.


1.3    MANFAAT PENELITIAN
*      Mengetahui kecepatan pertumbuhan tanaman cabai oleh sinar matahari
*      Mengetahui perbedaan kekokohan batang di tiap tanaman yang berbeda intensitas cahayanya
*      Mengetahui kecepatan pertumbuhan daun

1.4    METODE PENELITIAN

     Kami melakukan penelitian dengan cara bereksperimen selama satu bulan dan menganalisis pengaruh intensitas cahaya serta melakukan penelitian langsung dilapangan.Serta melaporkan hasil dari kerja penelitian kami.

1.5    SISTEMATIKA PENELITIAN
*      Menanam
*      Memelihara
*      Meneliti
*      Menyimpulkan














BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan (Growth) adalah dapat diartikan sebagai :
Perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tak terbalikkan (Irreversible). Bertambah besar ataupun bertambah berat tanaman atau bagian tanaman akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural yang baru. Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat pembelahan dan pembesaran sel. Misalnya, dalam ukuran sel, jaringan, organ perkembangan (Development) diartikan sebagai : Proses perubahan secara kualitatif atau mengikuti pertumbuhan tanaman/bagian-bagiannya.Proses hidup yang terjadi di dalam tanaman yang meliputi pertumbuhan, diferensiasi sel, dan morfogenesis. Misalnya, perubahan dari fase vegetatif ke generatif.
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Diferensiasi adalah : Suatu situasi dimana sel-sel meristematik berkembang menjadi dua atau lebih macam sel/jaringan/organ tanaman yang secara kualitatif berbeda satu dengan yang lainnya. Merupakan proses hidup yang menyangkut transformasi sel tertentu ke sel-sel yang lain menurut spesialisasinya (baik spesialisasi dalam hal proses biokimia, fisiologi, maupun struktural). Misalnya, pembentukan jaringan xylem dan phloem.
Morfogenesis merupakan : Proses hidup yang menyangkut interaksi pertumbuhan dan diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu terbentuknya organ. Misalnya, pembentukan daun, buah,batang bunga akar,batang, bunga. Sel meristematik adalah sel muda yang masih aktif membelah. Jaringan meristematik adalah suatu jaringan yang sel-selnya masih aktif membelah.
2.2  Pertumbuhan pada Tanaman
Pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik. Pertambahan ukuran sel mempunyai batas yang diakibatkan hubungan antara volume dan luas  permukaan. Pertambahan protoplasma berlangsung melalui suatu rentetan peristiwa yang meliputi antara lain pembentukan karbohidrat (Proses Fotosintesis), proses absorbsi, translokasi, metabolisme, respirasi. Pertumbuhan tanaman terjadi manakala ada sel-sel dan atau jaringan meristem yang masih aktif. Adapun letak pertumbuhan tanaman (letak jaringan meristem) adalah pada :
  • Ujung suatu organ (Meristem apical)
Meristem apical biasanya tetap bersifat embryionik dan mampu tumbuh dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga disebut juga Indeterminate meristem. Misalnya, pada ujung batang, ujung akar.
Meristem lateral Meristem yang berkaitan dengan pertumbuhan membesar. Misalnya, pada jaringan kambium, jaringan kambium gabus (fellogen)
Meristem intercalar  yaitu meristem yang terletak antara daerah-daerah jaringan yang telah terdiferensiasi. Meristem seperti ini kebanyakan terdapat pada familia Gramineae. Pada organ-organ tumbuhan lain, misalnya bunga, akar, buah, pola pertumbuhannya agak berbeda dengan batang dan hanya bersifat embryionik dalam jangka waktu tertentu, sehingga disebut Determinate meristem.
2.3  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan pada Tanaman
A. Faktor Ekstern
  1. Air dan Mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.
  2. Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara : Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
  3. Suhu  di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan. Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti
  4. Faktor Cahaya Matahari. Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.
B. Faktor Intern
  1. Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang. Mengenai hormon tanaman:
a.  Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa.
-  Membantu perkecambahan
-  Dominasi apikal
b.  Giberelin : Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa. Fungsi giberelin :
-  Pemanjangan tumbuhan
-  Berperan dalam partenokarpi
c.  Sitokinin : Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini merangsang pembelahan sel.
d.  Gas etilen : Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua.
e.  Asam absiat
Asam absiat berfungsi untuk :
-  Menghambat pembelahan dan pemanjangan sel.
-  Menunda pertumbuhan atau dormansi.
-  Merangsang penutupan mulut daun pada musim kering, sehingga mengurangi aktifitas transpirasi.
f.  Florigen : Hormon yang berfungsi untuk merangsang pembentukan bunga.
g.  Kalin : Hormon yang berfungsi merangsang organ tumbuhan. Hormon pertumbuhan organ, terdiri dari :
-  Rhizokalin : Hormon yang merangsang pembentukan akar, identik dengan vitamin B
- Kaulokalin : Hormon yang merangsang pembentukan batang
- Filokalin : Hormon yang merangsang pembentukan daun
- Antokalin : Hormon yang merangsang pembentukan bunga
h.  Asam traumalin atau kambium luka : Merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka.

Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:
  1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel – sel  jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Embrio memiliki 3 bagian penting :
a.  Tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b.  Akar embrionik yaitu calon akar
c.  Kotiledon yaitu cadangan makanan
Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer.
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya tcrbagi menjadi 3 daerah, yaitu :
  • Daerah pembelahan
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
  • Daerah pemanjangan : Berada di belakang daerah pembelahan
  • Daerah diferensiasi : Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas lateral yang akan menjadi cabang.
2.  Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel – sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan. Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasis atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer. Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis. Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun bentuk konsentris. Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit.
-  Ke dalam membentuk feloderm  : sel-sel hidup
-  Ke luar membentuk felem           : sel-sel mati
2.4  PERKEMBANGAN TANAMAN (DEVELOPMENT)
Perkembangan tanaman merupakan suatu kombinasi dari sejumlah proses yang kompleks, yaitu proses pertumbuhan dan diferensiasi yang mengarah pada akumulasi berat kering tanaman.Proses diferensiasi mempunyai tiga syarat yaitu Proses diferensiasi mempunyai tiga syarat, yaitu
1. Hasil assimilasi yang tersedia dalam keadaan berlebihan untuk dapat dimanfaatkan pada kebanyakan kegiatan metabolisme
2. Temperatur yang menguntungkan
3. Terdapat sistem enxzym yang tepat untuk memperantarai proses diferensiasi.

Fase-Fase Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Menurut Michurin, secara garis besar pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibagi dalam 4 (empat) fase, yaitu :
1. Fase Embryonis
2. Fase Muda (Juvenil/Vegetatif)
3. Fase Dewasa(Mature/Reproduktif/Generatif)
4. Fase Menua dan Aging (Senil/Senescence)
Fase Embryonis
Fase embryonis dimulai dari pembentukan zygote sampai terjadinya embryo, yang terjadi di dalam bakal biji (ovule). Dari zygote diikuti dengan pembelahan sel sesudah itu terjadi pembelahan sel, sesudah itu terjadi pengembangan sel. Fase embryonis tidak terlihat secara nyata (tidak tergambar dalamkurve) dalam pertumbuhan tanaman, karena berlangsungnya di dalam biji.
Fase Muda (Juveni//Vegetatif)
Fase muda dimulai sejak biji mulai berkecambah, tumbuh menjadi bibit dan dicirikan oleh pembentukan daun-daun yang pertama dan berlangsung terus sampai masa berbunga dan atau berbuah yang pertama. Perkecambahan merupakan satu rangkaian yang komplek dari perubahan-perubahan morfologis, fisiologis, dan biokimia.Proses perkecambahan meliputi beberapa tahap, yaitu :
1. Imbibisi Yaitu proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit benih melunak dan terjadinya hidrasi dari protoplasma.
2. Perombakan cadangan makanan di dalam endosperm
3. Perombakan bahan-bahan makanan yang dilakukan oleh enzym.( amilase, protease, lipase)
- Karbohidrat dirombak menjadi glukosa
- Protein dirombak menjadi asam amino
- Lemak dirombak menjadi asam lemak dan gliserol.
4. Translokasi makanan ke titik tumbuh Setelah penguraian bahan-bahan karbohidrat, protein, dan lemak menjadi bentuk-bentuk yang terlarut kemudian ditranslokasikan ke titik tumbuh.
5. Pembelahan dan pembesaran sel Assimilasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru.
6. Munculnya radikel dan plumula Akhirnya radikel dan plumula muncul dari kulit benih.

Menua dan Aging ( Senil/Senescence )
Beberapa faktor luar dapat menghambat ataumempercepat terjadinya senescence, misalnya :
1. Penaikan suhu, keadaan gelap, kekurangan air, dapat mempercepat terjadinya senescencedaun daun. Penghapusan bunga atau buah akan menghambat senescence tanaman.
3. Pengurangan unsur-unsur hara dalam tanah, air, penaikan suhu, berakibat menekan pertumbuhan tanaman yang berarti mempercepat senescence.
Macam-macam bentuk Senescence
Senescence pada tanaman dapat mengikutibeberapa pola :
1. Senescence yang meliputi keseluruhan tubuh tanaman (overall senescence). Akar dan bagian tanaman di atas tanah mati semua Tanaman mati sesudah menyelesaikan semua. Tanaman mati sesudah menyelesaikan satu siklus kehidupannya.
2. Senescence yang meliputi hanya bagian tanaman di atas tanah (top senescence). Bagian tanaman di atas tanah mati, sedangkan bagian tanaman yang berada di dalam tanah tetap hidup.
3.Senescence yang meliputi hanya daun-daunnya (deciduous senescence).Tanaman menggugurkan semua daun-daunnya, sementara organ tanaman lain tetap hidup.
4. Senescence yang meliputi hanya daun-daun yang terdapat di bagian bawah suatu tanaman. (progessive senescence) Tanaman hanya menggugurkan daun-daunnya yang terdapat di bagian bawah saja (daun-daun yang tua), sedang daun-daun yang lebih atas dan organ tanaman lain tetap hidup.
2.5  PENGERTIAN CABAI
Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.

1. Manfaat

            Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yanng tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980). Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker.

2. Cara Penanaman

            Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar. Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 - 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret - April). Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada risiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Buah cabe yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji).


3. Permasalahan Produksi

            Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya serangan lalat buah pada tanaman cabai. menerangkan bahwa hama ini sering menyebabkan gagal panen. berdasarkan laporan yang ada kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35% (Deptan 2006). Cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat. Penyebabnya adalah hama lalat buah terutama Bactrocera carambolae. Karena gejala awalnya yang tak tampak jelas, sementara hama ini sebarannya masih terbatas di kepulauan Indonesia, lalat buah menjadi hama karantina yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan mauapun pada produksi cabai.

4. Upaya Penanggulangan

            Sebenarnya sudah dilakukan upaya untuk mengendalikan serangan lalat buah ini, di antaranya adalah pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah. Akan tetapi, cara ini tidak praktis untuk dilakukan pada tanaman cabai dalam areal yang luas. Sementara penggunaan insektisida selain mencemari lingkungan juga sangat berbahaya bagi konsumen buah. Oleh karena itu, diperlukan cara pengendalian yang ramah lingkungan dan cocok untuk diterapkan di areal luas seperti di lahan sentral produksi cabai. Upaya pengendalian lalat buah pada tanaman cabai, khususnya cabai merah, adalah penggunaan insektisida sintetik karena dianggap praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek yang cepat. Adiyoga dan Soetiarso (1999) melaporkan 80% petani sayuran menggunakan pestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman. Akan tetapi penggunaan insektisida tersebut sering meninggalkan residu yang berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia (Duriat 1996). Disamping harga insektisida sintetik yang mahal, dampak dari adanya residu insektisida sintetik dalam bidang ekonomi adalah penolakan ekspor oleh banyak negara tujuan ekspor atas produk-produk cabai yang mengandung residu fungisida dan pestisida lain (Caswell & Modjusca 1996). Di antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian serangan lalat buah pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi 3-5%, dan Agrothion (Pracaya 1991).







BAB III
METODE PENELITIAN
3.1  PERSIAPAN 
            3.1.1  ALAT & BAHAN
            ALAT :           1. Pollybag
                                    2. Buku
                                    3. Penggaris
                                    4. Bollpoint
                                    5. Kamera
                                    6. Botol Aqua

            BAHAN :       1. Pupuk Kompos
                                    2. Bibit Cabai
                                    3. Air

3.2  PELAKSANAAN 
            3.2.1  CARA KERJA 
v  Rendam bibit cabai didalam botol aqua selama 2 hari semalam, amati hingga bibit cabai sudah mencapai proses imbibisi dan mengeluarkan bakal kecambah dari bibit cabai.
v  Setelah bibit mengalami proses imbibisi, siapkan pollybag yang sudah diisi oleh pupuk kompos(pengganti tanah).
v  Taburkan bibit cabai yang sudah mengalami proses imbibisi kedalam pollybag yang sudah diisi pupuk kompos.
v  Amati setiap pertumbuhan yang terjadi pada bibit cabai.
v  Siram bibit cabai setiap 2 hari sekali
v  Setelah muncul batang, catat setiap pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama 30 hari.

            3.2.2  TEMPAT & WAKTU

v  TEMPAT
Penelitian ini dilaksanakan di Jl. H.Dimun 3 no 84 Rt01/06 Kelurahan Sukamaju Kecamatan Cilodong, DEPOK.
v  WAKTU
Penelitian ini dilaksanakan selama lebih dari 30 hari yang dimulai dari tanggal 29 Juli 2010 dan diakhiri tanggal 1 September 2010. Pencatatan dimulai tanggal 3 Agustus dikarenakan gagalnya percobaan pertama yang mengakibatkan matinya tanaman dalam waktu 3 hari.

3.3  PENGAMATAN 
            3.3.1  TABEL

REAKSI
 GELAP
REAKSI TERANG
Hari ke-3
Tumbuh Kecambah
Tumbuh Kecambah
Hari ke-7
Tumbuh Batang 1 cm
Tumbuh Batang 1 cm
Hari ke-11
Tumbuh Batang menjadi 3 cm
Tumbuh Batang menjadi 3 cm
Hari ke-15
Tumbuh Batang menjadi 6 cm plus 2 daun
Tumbuh Batang menjadi 3½cm plus 4 daun
Hari ke-17
Mati
Tumbuh Batang menjadi 4 cm plus 6 daun
Hari ke-20
_
Tumbuh Batang menjadi 5 cm plus 6 daun
Hari ke-25
_
Tumbuh Batang menjadi 6 cm plus 8 daun
Hari ke-30
_
Tumbuh Batang menjadi 7 cm plus 10 daun














            3.3.2  GRAFIK

            PERTUMBUHAN BATANG
















            3.3.3  FOTO 
*      REAKSI GELAP


*      REAKSI TERANG
       



       
























BAB IV
KESIMPULAN

4.1  ANALISIS & KESIMPULAN
              Kesimpulan yang didapat penulis setelah melakukan eksperimen tentang “PENGARUH CAHAYA MATAHARI DALAM PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN CABAI” didapatkan bahwa “ Intensitas cahaya yang cukup akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai, baik terhadap batang maupun daun, semakin banyak tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup maka akan semakin lama dan semakin kuat tanaman itu, begitupun sebaliknya, semakin sedikit tanaman mendapatkan asupan sinar matahari maka akan semakin lemah dan cepat mati tanaman itu”.
4.2  PENUTUP 
            Demikian karya tulis ilmiah ini penulis sampaikan, meskipun telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan, namun kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati kami menerima adanya kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun demi perbaikan dimasa mendatang. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

5 komentar: