a. | Efek Tyndall Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. | ||||
b. | Gerak Brown Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid. | ||||
| |||||
c. | Adsorbsi Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2. | ||||
d. | Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. | ||||
e. | Koloid Liofil dan Koloid Liofob Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan.
|
Senin, 22 Agustus 2011
SIFAT-SIFAT KOLOID
Sifat-sifat khas koloid meliputi :
Rabu, 09 Maret 2011
Menentukan Sifat Asam, Netral, atau Basa Larutan Garam
Menentukan Sifat Asam, Netral, atau Basa Larutan Garam
BelajarKimia-Pertanyaan
Tentukan dengan menggunakan reaksi hidrolisis apakah garam-garam dibawah ini akan menghasilkan larutan yang bersifat asam, netral, atau basa.
- KNO2
- NaCH3COO
- NH4Cl
- NH4NO3
- KCN
- NaCl
- KI
- KF
- KNO3
BelajarKimia-Solusi
Hidrolisis adalah istilah umum yang dipergunakan untuk menyebut reaksi suatu zat dengan air. Hidrolisis atau dalam bahasa Ingris disebut sebagai “Hydrolysis” berasal dari kata “hydro” artinya air dan “lysis” artinya peruraian. jadi hidrolisis bisa diartikan sebagai peruraian oleh air. Sifat asam, netral, atau basa larutan garam ditentukan oleh reaksi hidrolisis baik kation atau anion garam tersebut. Yang perlu diingat disini adalah bila kation yang terhidrolisis maka akan dihasilkan larutan yang bersifat asam. Bila anion yang terhirolisis maka akan dihasilkan larutan yang bersifat basa, dan bila kation atau anion yang terhidrolisis maka sifatnya ditentukan oleh nilai Ka dan Kb, nilai yang paling besar menentukan sifat larutannya.
KNO2 , NaCH3COO, KCN, dan KF adalah garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah. Basa dari kation K+ dan Na+ adalah basa kuat dan asam dari anion NO2 - , CH3COO- , CN-, dan F- adalah asam lemah. Yang lemah yang akan terhirolisis, jadi anion yang akan terhidrolisis dan sifat larutan yang dihasilkan adalah basa.
NO2 - + H2O -> HNO2 + OH-
CH3COO- + H2O -> CH3COOH + OH-
CN- + H2O -> HCN + OH-
F- + H2O -> HF + OH-
CH3COO- + H2O -> CH3COOH + OH-
CN- + H2O -> HCN + OH-
F- + H2O -> HF + OH-
NaCl, KI, dan KNO3 adalah garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat. Garam-garam ini tidak mengalamai hidrolisis sehingga larutannya bersifat netral.
NH4Cl, dan NH4NO3 adalah garam dimana kationnya berasal dari basa lemah dan anionnya berasal dari asam kuat. Yang terhidrolisis adalah kationnya sehingga larutan yang dibentuk dari garam-garam tersebut bersifat asam.
NH4+ + H2O -> NH4OH + H+
Titrasi asam basa
Titrasi Asam Basa
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa)
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.
Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
Rumus Umum Titrasi
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:
NxV asam = NxV basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
Anda bisa menggunakan rumus diatas bila anda menhadapi soal-soal yang melibatkan titrasi.
Sabtu, 12 Februari 2011
ALKALI
ALKALI
Alkali merupakan unsur golongan IA mempunyai 1 elektron pada kulit terluarnya.
Unsur-unsur golongan IA terdiri dari hydrogen(H), lithium(Li), natrium(Na), kalium(K), rubidium(Rb), sesium(Cs), dan fransium(Fr). Kecuali hydrogen, unsure-unsur dalam golongan ini lebih dikenal dengan istilah logam alkali. Dinamakan logam karena memiliki sifat-sifat logam seperti mempunyai permukaan mengkilap serta mempunyai daya hantar panas dan listrik yang baik. Disebut alkali karena bereaksi dengan air dan membentuk senyawa hidroksida yang bersifat alkali atau basa.
Logam alkali bersifat sangat reaktif sehingga selalu ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya.
Unsure golongan alkali mencapai susunan electron yang stabil dengan melepaskan 1 elektron.
Senyawa alkali tidak pernah ditemukan dalam keadaan unsure bebas karena sifatnya reaktif.
A. SIFAT-SIFAT LOGAM ALKALI
Sifat karakterisitik logam alkali yaitu warna menyala.
Li : Putih metalik/abu-abu
Na : putih metalik
K : putih metalik
Rb : putih metalik
Cs : kuning metalik.
* pada suhu ruang, logam alkali mempunyai wujud padat (Li, Na, K, Rb) dan cair (Cs, Fr).
- SIFAT FISIS
* unsure alkali merupakan logam yang lunak, berwarna putih mengkilat dan memilijki titik leleh yang rendah
* unsure alkali akan memperlihatkan spectrum warna jika dibakar pada nyala Bunsen
UNSUR ALKALI | SPEKTRUM WARNA |
Li | Merah |
Na | Kuning |
K | Ungu muda |
Rb | Ungu |
Cs | Biru |
- Sifat Atomic Logam Alkali
- Nilai jari-jari atom bertambah dari Li ke Fr
- Nilai energy ionisasi berkurang dari Li ke Fr
- Nilai keelektronegatifan berkurang dari Li ke Fr
- Nilai bilangan oksidasi sama dengan +1
- Struktur unsure logam alkali
Atom-atom logam alkali terikat satu sama lainnya dengan ikatan logam. Kekuatan ikatan logam dipengaruhi oleh rapat muatan ion positif dan rapat muatan awan electron. Meski muatan ion positif dan awan electron dari unsure-unsur logam alkali sama, namun jari-jari atom bertambah dalam satu golongan. Dengan demikian, rapat muatan ion positif dan rapat muatan awan electron berkurang sehingga tarik-menarik ion-ion positif dan awan electron semakin lemah. Dikatakan, kekuatan ikatan logam berkurang dari Li ke Fr.
- Kerapatan bertambah dari Li ke Fr
Nilai kerapatan bergantung pada massa atom, jari-jari atom dan factor kerapatan atom per unit sel. Nilai kerapatan semakin besar dengan pertambahan massa atom dan factor kerapatan, dan sebaliknya semakin kecil dengan pertambahan jari-jari atom. Semua logam alkali memiliki nilai factor kerapatan atom per unit sel yang sama. Jadi, nilai kerapatan logam alkali hanya dipengaruhi massa atom dan jari-jari atom
- Kekerasan berkurang dari Li ke Fr
Penurunan nilai kekerasan dapat dijelaskan dari penurunan kekuatan ikatan logam dari Li ke Fr. Hal ini disebabkan tarik menarik antar ion positif dengan awan elktron semakin melemah akibat bertambahnya jari-jari atom dari Li ke Fr.
- Titik Leleh dan ΔH(fus) berkurang dari Li ke Fr
- Titik Didih dan ΔH(v) berkurang dari Li ke Fr.
- Daya Hantar Listrik dan Daya Hantar Panas secara umum berkurang dari Li ke Fr.
Logam alkali memiliki daya hantar listrik dan panas yang baik karena ikatan logamnya. Di dalam ikatan logam, terdapat electron-elektron valensi yang bergerak bebas. Daya hantar listrik dan panas logam alkali ditentukan oleh pergerakan electron-elektron valensi bebasnya. Semakin mudah electron-elektron valensi ini bergerak, semakin besar pula daya hantar listrik dan panasnya.satu hal yang menghambat pergerakan electron-elektron adalah kemungkinannya untuk bertumbukan dengan ion-ion positif itu sendiri. Semua logam alkali memiliki electron valensi yang sama. Akan tetapi, ukuran ion-ion positif logam alkali bertambah dari Li ke Fr. Oleh karena itu, kemungkinan untuk electron-elektron valensi bertumbukan dengan ion-ion positif semakin bertambah.
- SIFAT KIMIA
* unsure alkali mudah teroksidasi oleh halogen, hydrogen, belerang dan fosfor.
* Semua unsure alkali bereaksi dengan nitrogen pada temperatur tinggi, kecuali Li pada temperatur kamar.
* unsure alkali jika bereaksi dengan air akan membentuk basa dan H2.
* senyawa alkali memiliki titik didih yang tinggi (berbeda dengan logam alkali).
- Konfigurasi Elektron logam alkali
Setiap logam alkali memiliki electron valensi pada subkulit s terluarnya. Untuk mencapai konfigurasi electron yang stabil, atom logam alkali hanya perlu melepas 1 elektron valensinya. Kemampuan atom logam alkali untuk melepas elktronnya ditunjukkan dengan energy ionisasi. Dengan nilai energy ionisasi yang rendah untuk melepas 1 elektron valensinya, maka logam alkali merupakan logam yang sangat reaktif.
* K lebih reaktif disbanding Na, dan Na lebih reaktif disbanding Li. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kereaktifan logam alkali cenderung meningkat dari Li ke Fr.
- SIFAT KARAKTERISTIK : WARNA NYALA
Logam alkali mempunyai sifat karakteristik warna nyala. Jika unsure atau senyawa logam alkali dipanaskan, maka akan dihasilkan warna-warna terang yang karakteristik untuk setiap logam alkali.
Hal ini dapat dipahami dari struktur atom sendiri, bahwa atom tersusun dari inti yang dikelilingi oleh electron-elektron. Electron tersebut berada pada tingkat-tingkat energy tertentu/diskrit.
- REAKSI LOGAM ALKALI
1. Reaksi logam alkali dengan air : senyawa hidroksida
2. Reaksi logam alkali dengan oksigen : senyawa oksida, peroksida, dan superoksida(senyawa oksida dihasilkan apabila reaksi melibatkan jumlah oksigen terbatas. Sedangkan senyawa peroksida dan superoksida melibatkan oksigen berlebih)
3. Reaksi logam alkali dengan halogen : senyawa halida
4. Reaksi logam alkali dengan hidrogen : senyawa hidrida (senyawa ionik Kristal yang berwarna putih
- PEMBUATAN SENYAWA LOGAM ALKALI
1. Na2CO3(Natrium Karbonat) : diperoleh dari pembakaran rumput laut, sintesis CaCO3 dengan NaCl menggunakan Proses Solvay.
2. K2CO3(Kalium Karbonat) : diperoleh dari pembakaran kayu dan tanaman.
3. Na2SO4(Natrium Sulfat) dan NaHSO4(Natrium Hidrogen Sulfat): hasil sampingan pembuatan HCl.
4. NaHCO3(Natrium Bikarbonat)
- PROSES EKSTRASI LOGAM ALKALI
Logam alkali sangat reaktif sehingga hanya dapat diekstrasi dari senyawanya menggunakan metode elektrolisis dan metode reduksi. Logam Li dan Na diekstrasi dengan metode elektrolisis. Logam K, Rb, Cs dengan metode reduksi.
Li : dari mineral spodumene
Na : dari garam batu dan air laut
K : dari silvit (KCl)
Rb : dalam lepidolit.
Cs : dalam polusit
Fr : peluruhan Aktinium (Ac)
- KEGUNAAN LOGAM ALKALI DALAM KEHIDUPAN
# Logam Alkali
-pengikat air atau O2 pada pembuatan tabung vakum lat elektronik
-logam Na digunakan sebagai lampu penerangan karena mampu menembus kabut, untuk pembuatan TEL pada bensin.
-untuk medium pemindahan panas pada reactor nuklir
# Senyawa Alkali
NaCl : untuk garam dapur
NaOH : pembuatan sabun, kertas dan tekstil
Na2CO3 : pembersih peralatan rumah tangga, bahan celup tekstil, penyamakan kulit, deterjen untuk melunakkan air sadah
NaHCO3 : bahan pembuat kue
Na-Benzoat : pengawet makanan dalam kaleng
Na-Glutamat : pembuatan penyedap rasa
Na-Salisilat ; obat penurun panas
KCl : pupuk tanaman
KOH : Pembuatan sabun mandi
KClO3 : bahan korek api dan zat peledak
KIO3 : campuran garam dapur sebagai iodine
Li digunakan pada baterai untuk alat pacu jantung, kalkulator, jam, kamera
Li digunakan dalam paduan logam Mg dan Al, dan digunakan untuk komponen pesawat terbang
Uap Na digunakan pada lampu jalanan untuk memberikan warna kuning
Lelehan Na digunakan sebagai pendingin pada reactor nuklir tipe LMFBR
KNO3 menyuplai oksigen untuk membakar bahan bakar
Didalam tubuh, K dan Na diperlukan sel saraf untuk mengirim sinyal-sinyal listrik. Didalam dunia kedokteran, ion Na dan K dalam sel otak digunakan untuk mengukur gelombang otak.
Rb memiliki potensial ionisasi yang rendah dan digunakan pada sel fotolistrik seperti fotomultiplier, untuk mengubah energy cahaya menjadi energy listrik. Rb juga digunakan sebagai osilator untuk aplikasi seperti navigasi dan komunikasi militer
Cs digunakan pada sel fotolistrik. Jika terkena cahaya, Cs akan melepas elektronnya yang akan tertarik menuju elektroda positif pada sel dan menyebabkan timbulnya arus listrik. Cs digunakan sebagai standar satuan detik pada jam atomic sesium standar karena vibrasi atomnya dapat digunakan untuk mengukur waktu yang sangat akurat
Penggunaan Fr terbatas dan tidak komersial. Fr telah digunakan untuk menentukan kadar Aktinum dalam materi alami dan dalam penelitian biologi untuk mempelajari organ tubuh tikus.
Langganan:
Postingan (Atom)